Mercedes Benz Umumkan Bakal Pakai Mesin Milik BMW, Dari Rival Jadi Partner Strategis?
Moveroad – Tantangan industri otomotif global terkait regulasi emisi serta peraturan yang Berbeda di setiap negara hingga kebutuhan efisiensi bbm pada kendaraan, di tengah gempuran EV di pasar global, yang menawarkan teknologi canggih hingga harga kompetitif, membuat produsen otomotif terkenal yang sudah lama, harus melakukan manuver. Hal tersebut dilakukan Mercedez Benz dan BMW.
Diketahui, kedua produsen mobil premium ini merupakan merek yang selalu bersaing di pasar otomotif global. Rivalitas Mercedes-Benz dan BMW bukanlah hal baru. Selama puluhan tahun, kedua merek premium asal Jerman ini saling berkompetisi ketat di berbagai segmen: sedan mewah, SUV, hingga kendaraan performa tinggi.
Mercedes-Benz kerap mengandalkan warisan panjang kemewahan, inovasi teknologi keselamatan, dan citra prestisius. BMW, dengan slogan “The Ultimate Driving Machine”, mengusung DNA sporty, handling tajam, serta pengalaman berkendara yang dinamis.
Baca Juga: Mobil Listrik Batman Edition Dijual Hanya Rp518 juta
Namun, di balik rivalitas sengit tersebut, kedua produsen menghadapi tantangan serupa diantaranya regulasi emisi yang semakin ketat, kebutuhan elektrifikasi, serta biaya riset dan pengembangan (R&D) yang semakin tinggi.
Alhasil, dari tantangan tersebut, dua raksasa otomotif Jerman, Mercedes-Benz dan BMW, yang selama ini dikenal sebagai rival abadi di segmen mobil mewah, dikabarkan sedang menjajaki kesepakatan besar terkait supply mesin.
Mesin BMW B48 Dipakai Mercedes Benz
Dari rencana kerjasama kedua merek mobil premium ini seperti dilansir dari Rushlane Senin (25/8), kabarnya tengah membahas basis mesin bensin 4-silinder BMW B48. Mesin ini menjadi salah satu karya rekayasa terbaik BMW, karena, Fleksibel untuk aplikasi longitudinal maupun transversal (bisa dipasang di sedan maupun SUV).
Keunggulan lain yang dimiliki mesin ini yakni, Euro-7 compliant, sehingga sudah sesuai dengan standar emisi terbaru yang berlaku di Eropa. Cocok untuk plug-in hybrid (PHEV) maupun range extender, dua teknologi yang saat ini menjadi fokus pengembangan mobil listrik hibrida.
Saat ini, mesin B48 diproduksi di pabrik BMW di Steyr, Austria, sementara mesin M252 Mercedes diproduksi di China. Namun, ada isu lain yang membuat kerja sama ini semakin menarik, yaitu faktor geopolitik dan ekonomi.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Mercedes dan BMW sedang mempertimbangkan pembangunan fasilitas produksi bersama di Amerika Serikat. Hal ini terkait dengan strategi menghindari tarif impor yang sempat diberlakukan pemerintahan Donald Trump terhadap mobil-mobil Eropa.
Baca Juga: Mobil Listrik Batman Edition Dijual Hanya Rp518 juta
Dari kerjasama tersebut, salah satu mesin pengembangan Mercedes Benz 1.5L M252 memang cukup mumpuni, tetapi lebih optimal untuk mild hybrid, bukan untuk PHEV. Hal ini membuat Mercedes relatif tertinggal dibanding BMW dalam menghadirkan kendaraan hybrid dengan jarak tempuh listrik lebih jauh.
Model Mercedes yang Akan Pakai Mesin BMW
Efisiensi serta kebutuhan kedua merek mobil tersebut, nantinya akan menjadi kesepakatan, dimana keduanya akan memilih mesin yang paling memungkinkan digunakan kedua merek. Seperti rencana Mercedes Benz menggunakan mesin BMW pada jajaran produknya yang dipasarkan banyak negara di dunia.
Dari beberapa model yang direncanakan, model mobil Mercedes Benz yang menggunakan mesin B48 milik BMW yakni CLA (sedan coupe kompak), GLA dan GLB (SUV kompak), “Little G” SUV (model baru yang kabarnya akan jadi versi mungil dari G-Class legendaris), C-Class dan E-Class (sedan menengah dan besar), GLC SUV.
Tak menutup kemungkinan daftar model akan bertambah, tergantung kebutuhan pasar dan strategi elektrifikasi Mercedes-Benz.
Baca Juga: Rute Menuju Pameran GIIAS Surabaya 2025 Semakin Mudah Sampai Jangkau Pengunjung Luar Kota
Dampak untuk Industri Otomotif
Kesepakatan yang telah terjalin antara Mercedes Benz dan BMW ini, Kerja sama ini berpotensi memberikan dampak besar bagi industri otomotif global mulai dari Efisiensi Biaya R&D Mercedes bisa mengurangi beban biaya pengembangan mesin baru, sehingga fokus dialihkan ke elektrifikasi penuh dan teknologi software.
Peningkatan Volume Produksi BMW BMW akan mendapat keuntungan dari peningkatan volume produksi mesin B48, sehingga biaya per unit bisa ditekan. Akselerasi Kendaraan Hybrid Mercedes-Benz Dengan menggunakan mesin yang lebih ramah regulasi, Mercedes bisa lebih cepat menghadirkan portofolio hybrid baru untuk bersaing dengan BMW, Audi, dan Tesla.
Preseden Baru untuk Industri Jika dua rival besar bisa berkolaborasi, bukan mustahil ke depan kolaborasi serupa terjadi di antara produsen lain, apalagi menghadapi tuntutan transisi menuju kendaraan listrik.
Meski menjadi kolaborasi menguntungkan bagi kedua merek, namun di Indonesia sendiri, Mercedes-Benz dan BMW sama-sama memiliki basis konsumen loyal di Tanah Air. Jika mesin BMW B48 benar-benar digunakan di model Mercedes-Benz masa depan, maka konsumen Indonesia mungkin akan merasakan perbedaan performa dan efisiensi. Di sisi lain, hal ini juga bisa mempercepat masuknya varian PHEV Mercedes ke Indonesia, yang saat ini mulai mendapat perhatian seiring dukungan pemerintah terhadap elektrifikasi. Jika kesepakatan benar-benar terwujud, maka kita akan menyaksikan sejarah baru Mercedes-Benz dengan mesin BMW di balik kap mesinnya.



