Mobil

CEO Lamborghini Teriak Banyak Miliarder Tak Sanggup Beli Supercarnya

Moveroad – CEO Lamborghini, Stephan Winkelmann, mengungkapkan bahwa tambahan beban tarif hingga 27,5 persen terhadap mobil impor Eropa seperti Lamborghini membuat sebagian calon pembeli di AS memilih untuk menunda transaksi.

Siapa sangka, para miliarder yang menjadi pelanggan setia Lamborghini ternyata juga bisa pusing soal harga. Kenaikan tarif impor baru dari Amerika Serikat (AS) rupanya ikut mengguncang pasar supercar, bahkan menyasar merek sekelas Lamborghini yang biasanya identik dengan konsumen superkaya.

Padahal, harga supercar Lamborghini asal Italia ini sudah dimulai dari sekitar US$400 ribu (lebih dari Rp6,5 miliar) dan bisa melambung hingga menyentuh angka tujuh digit dolar. “Beberapa pelanggan memilih menunggu karena ingin memastikan tarif ini benar-benar final. Ada juga yang tetap membeli, tapi mencoba menegosiasikan harga akhir,” ujar Winkelmann kepada CNBC dilansir dari Carscoops Senin (1/9).

Baca Juga: Koleksi Mobil Eko Patrio Paling Jelek Toyota Alphard, Pantas Harta Kekayaannya Tembus Rp131,5 Miliar

Sekilas, konsumen kalangan miliarder mungkin berpikir bahwa kenaikan harga bukan masalah besar. Namun, Winkelmann menegaskan bahwa orang-orang kaya pun tetap berhitung. 

“Mereka kaya karena tahu cara mengatur uangnya, jadi mereka tidak suka membayar lebih tanpa alasan jelas,” katanya.

Langkah relokasi pabrik demi menghindari tarif pun dipertanyakan. Namun, Lamborghini menegaskan bahwa “Made in Italy” adalah identitas utama brand sehingga memindahkan produksi bukanlah pilihan.

Harga Lamborghini Sudah Naik 7–10 Persen

Kondisi ini semakin diperparah dengan strategi internal Lamborghini yang sudah menaikkan harga kendaraan sekitar 7–10 persen. Dampaknya, tarif impor terasa lebih signifikan bagi pembeli. Seperti prediksi para analis, beban tarif ini pada akhirnya jatuh ke tangan konsumen, bukan produsen.

Meski begitu, Winkelmann menekankan bahwa Lamborghini tetap siap menghadapi tantangan. “Bagi kami, perdagangan bebas adalah jalan terbaik. Namun realitanya berbeda, dan kami harus siap menghadapi kompleksitas itu,” tegasnya.

Dampak bagi Pasar Supercar Lamborghini Global

Kebijakan tarif baru AS tak hanya menghantam Lamborghini, tapi juga merek-merek Eropa lain. Pasar supercar di Amerika yang biasanya menyumbang angka penjualan besar diperkirakan akan melambat. Konsumen kelas atas kini lebih berhati-hati, menunggu kepastian regulasi, atau bahkan mengalihkan pilihan ke model yang sudah tersedia di dealer lokal dengan harga lebih stabil.

Dengan dinamika ini, jelas bahwa bahkan di dunia supercar, uang tetap bicara. Meskipun bergelimang kekayaan, konsumen Lamborghini tetap tidak mau keluar biaya ekstra hanya karena urusan politik dagang antarnegara.

Related Articles

Back to top button