Mobil Listrik Jadi Penyebab Mitsubishi Tutup Setelah 27 Tahun di China
Moveroad – Perkembangan mobil listrik yang sangat cepat di China, membuat produsen Mitsubishi Akhirnya tutup, mengakhiri perjanjian joint venture dengan Shenyang Aerospace Mitsubishi.
Berakhirnya perjanjian kerjasama tersebut, mengakhiri hadirnya Mitsubishi di negeri Tirai Bambu sejak 1973 yang selama ini mengekspor truk medium, untuk pasar kendaraan niaga negara tersebut.
Sebelum mengakhiri, sejak 2023, Mitsubishi sudah membuat keputusan untuk menghentikan produksi mobilnya secara lokal di negara tersebut. Akibat perkembangan dan muncul banyaknya produsen mobil listrik China.
Baca Juga: Komunitas Chery E5.ID Rayakan Ulang Tahun Pertama di Bogor
Shenyang Aerospace Mitsubishi selama ini menjadi tulang punggung Mitsubishi di China, memproduksi mesin untuk mobil Mitsubishi maupun sejumlah merek lokal. Namun pada 2 Juli 2025, perusahaan resmi berganti nama menjadi Shenyang Guoqing Power Technology Co., Ltd., dengan Mitsubishi Motors dan Mitsubishi Corporation keluar sebagai pemegang saham.
Dalam pernyataan resminya, Mitsubishi menyebut “transformasi cepat industri otomotif China” sebagai alasan utama, sekaligus menegaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari peninjauan ulang strategi regional.
Mitsubishi pernah berjaya di China. Pada 2012, perusahaan membentuk GAC Mitsubishi bersama Guangzhou Automobile Group (GAC) dan Mitsubishi Corporation. Penjualan memuncak pada 2018, dengan Outlander SUV mencatat 105.600 unit dari total 144.000 unit.
Baca Juga: Tips Periksa Ban Mobil untuk Jamin Keamanan dan Keselamatan, Lakukan 6 Langkah Ini
Namun persaingan sengit dengan merek EV domestik membuat penjualan anjlok ke 33.600 unit pada 2022. Menurut laporan GAC, hingga Maret 2023, GAC Mitsubishi mencatat total aset 4,198 miliar yuan namun memiliki kewajiban 5,613 miliar yuan, meninggalkan nilai bersih negatif -1,414 miliar yuan.
Pada Oktober 2023, Mitsubishi menghentikan produksi lokal dan menyerahkan kepemilikan penuh joint venture kepada GAC. Fasilitas produksinya kini dialihkan untuk merek EV Aion, yang mulai produksi massal pada Juni 2024.
Pergeseran Pasar: EV Jadi Raja
Dominasi produsen lokal seperti BYD, ditambah kuatnya operasi Tesla di China, membuat produsen asing semakin terdesak. Bahkan, beberapa joint venture lain seperti GAC-FCA (Fiat Chrysler) juga kolaps.
“Pasar otomotif China kini menjadi medan tempur inovasi EV, di mana produsen lama kesulitan bersaing,” ujar analis industri Chen Liwei kepada media lokal Jiemian News. “Mundur sepenuhnya dari China menegaskan pergeseran tak terelakkan menuju solusi buatan dalam negeri.”
Dengan hengkangnya Mitsubishi, berakhir pula kiprah 27 tahun perusahaan Jepang ini dalam industri otomotif lokal. Dari era mesin konvensional hingga SUV populer, semua kini digantikan oleh arus besar elektrifikasi yang mengubah wajah industri otomotif terbesar di dunia.



