Penjualan Mobil Listrik BYD Turun, Suzuki Fronx Mild Hybrid Lebih Laris di Agustus 2025
Moveroad — Tren penjualan kendaraan elektrifikasi di Indonesia kembali mencatat dinamika menarik. Berdasarkan data terbaru GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) periode Agustus 2025, penjualan mobil listrik BYD tercatat mengalami penurunan, bahkan harus mengakui keunggulan Suzuki Fronx Mild Hybrid yang tampil lebih laris di pasar.
Dari data wholesales GAIKINDO, Suzuki Fronx Mild Hybrid berhasil mencatat penjualan sebanyak 1.501 unit. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan BYD M6, salah satu model andalan pabrikan asal Tiongkok, yang hanya terjual 1.379 unit di bulan yang sama.
Meski unggul tipis, namun penjualan mobil listrik di Indonesia menjadi salah satu bukti kekuatan merek sekaligus jaminan terhadap nyaman penggunaan di jalan raya khususnya terkait sumber energi yang dibutuhkan mobil menjadi salah satu nilai lebih yang masih menjadi pertimbangan konsumen di Indonesia.
Baca Juga: BYD ATTO 1 Jadi Sorotan di GIIAS Semarang 2025, Perkuat Ekspansi EV di Jawa Tengah
Pencapaian ini menjadi sorotan karena BYD sebelumnya diprediksi akan mendominasi segmen elektrifikasi di Indonesia, seiring gencarnya kampanye kendaraan listrik murni (BEV). Namun kenyataannya, konsumen tanah air masih memberikan respon positif terhadap teknologi mild hybrid yang ditawarkan Suzuki Fronx.
Faktor Penyebab Tren EV dan Mild Hybrid
Meski BYD M6 dan Suzuki Fronx berbeda model, namun teknologi mobil listrik dan Mild Hybrid menjadi dua unsur yang bisa menjadi perbandingan terhadap tren kendaraan elektrifikasi yang tengah hype di pasar otomotif Indonesia.
Berikut redaksi rangkum, beberapa faktor yang memengaruhi kondisi kepercayaan konsumen antara mobil listrik dan mild hybrid dari angka penjualan di bulan Agustus 2025, ini di antaranya:
- Harga dan Aksesibilitas
Suzuki Fronx Mild Hybrid hadir dengan banderol lebih terjangkau dibandingkan mobil listrik murni BYD, sehingga lebih mudah dijangkau konsumen menengah. - Efisiensi Tanpa Kekhawatiran Charging
Konsumen di Indonesia masih mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur pengisian baterai. Dengan sistem mild hybrid, Fronx menawarkan efisiensi bahan bakar tanpa harus repot mencari stasiun pengisian. - Brand Familiarity
Suzuki memiliki basis konsumen yang kuat di Tanah Air, khususnya di segmen kendaraan praktis dan ekonomis. - Pasar EV Masih Transisi
Meskipun minat pada EV terus bertumbuh, sebagian besar konsumen Indonesia masih berada di fase transisi, mencoba alternatif elektrifikasi ringan sebelum beralih ke BEV penuh.
BYD Masih Kompetitif
Meski penjualan BYD M6 kalah tipis dari Suzuki Fronx, catatan 1.379 unit tetap menempatkan BYD sebagai salah satu pemain kuat di pasar elektrifikasi nasional. Angka ini menunjukkan bahwa mobil listrik murni sudah mulai diterima konsumen Indonesia, meski butuh waktu untuk menyaingi popularitas hybrid.
Baca Juga: Jualan Suzuki Fronx Mulai Unjuk Taji, Kuasai 28 Persen Angka Ritel
BYD sendiri telah meluncurkan beberapa model strategis di Indonesia dan terus memperkuat ekosistem EV, termasuk layanan purna jual, jaringan dealer, serta kerja sama dengan berbagai pihak dalam penyediaan infrastruktur pengisian.
Outlook Pasar Elektrifikasi
Persaingan antara BYD dan Suzuki Fronx menjadi bukti bahwa pasar elektrifikasi di Indonesia semakin dinamis. Konsumen kini memiliki pilihan yang lebih luas, mulai dari mild hybrid yang lebih ramah kantong hingga full EV dengan teknologi masa depan.
Ke depan, keberhasilan setiap merek akan ditentukan oleh strategi harga, ketersediaan infrastruktur, serta program insentif pemerintah. Dengan target elektrifikasi nasional menuju 2030, kompetisi antara EV murni dan teknologi hybrid diyakini akan semakin ketat.



