Mobil

Bukan Avanza dan Innova Zenix, Tiga Mobil Toyota Indonesia Ini Paling Laku di Luar Negeri

Moveroad — Toyota kembali menorehkan sejarah besar dalam industri otomotif nasional. Pekan lalu, tepatnya 9 Oktober 2025, masyarakat Indonesia merayakan pencapaian monumental 3 juta unit ekspor kendaraan Toyota ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Capaian ini bukan hasil instan, melainkan buah dari konsistensi, inovasi, dan dedikasi panjang dalam membangun industri otomotif Indonesia sejak 1970-an.

Melalui anak perusahaannya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Toyota menjadi salah satu pemain utama yang mendorong kinerja ekspor kendaraan nasional sejak pengapalan perdana Kijang generasi ketiga ke Brunei Darussalam pada 1987, hingga kini berhasil mengekspor berbagai model Internal Combustion Engine (ICE) dan kendaraan elektrifikasi seperti Kijang Innova Hybrid dan Yaris Cross HEV.

Meskipun Avanza dan Kijang Innova Zenix dikenal luas sebagai tulang punggung penjualan Toyota di dalam negeri, ternyata bukan keduanya yang paling banyak dikirim ke luar negeri.

Baca Juga: Toyota Indonesia Rayakan Ekspor ke-3 Juta Unit: 38 Tahun Konsistensi Anak Bangsa Tembus Pasar Global

Berdasarkan data GAIKINDO periode Januari–September 2025, ekspor kendaraan utuh (Completely Built Up/CBU) Toyota Indonesia mencapai 218.162 unit, atau sekitar 57% dari total ekspor otomotif nasional yang berjumlah 384.382 unit.

Tiga model yang paling laku di pasar global justru berasal dari segmen SUV dan MPV:

NoTipe KendaraanModel UtamaJumlah Ekspor (Unit)
1SUVFortuner, Rush, Raize79.558 unit
2MPVKijang Innova, Town/Lite Ace, Veloz75.523 unit
3Hatchback & LCGCAgya, Yaris Cross47.333 unit

Dari data tersebut, terlihat bahwa Fortuner, Rush, dan Raize menjadi tiga mobil Toyota asal Indonesia yang paling laku di luar negeri. Ketiganya sukses menembus pasar ekspor utama seperti Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Afrika berkat daya tahan tinggi, efisiensi, dan harga kompetitif.

Sementara dua model elektrifikasi, Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV, turut berkontribusi sekitar 7% terhadap total ekspor Toyota Indonesia, menegaskan arah transformasi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Baca Juga: Regulasi Tanpa Celah, Toyota, Lexus dan Subaru Tarik Ribuan Mobil di Amerika 

Industri manufaktur, termasuk otomotif, merupakan salah satu pilar utama ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini menyumbang 18,98% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan 0,9% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024.

Baca Juga: Banderol Toyota Camry Tembus Rp856 Juta, Simak Fitur Canggihnya

Selain menciptakan lapangan kerja, industri otomotif juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan pajak pusat dan daerah, mulai dari PPh, PPN, PPnBM, hingga Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang menjadi sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dari Produksi Lokal ke Panggung Global

Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menjelaskan bahwa perjalanan industri otomotif Indonesia telah melalui transformasi panjang sejak 1970-an.

“Kami telah melalui tujuh tahap perkembangan, dari importir kendaraan menjadi produsen mesin, komponen, hingga kendaraan utuh berskala besar. Kini, Indonesia telah mencapai level industri yang matang, bahkan menjadi basis ekspor kendaraan elektrifikasi untuk pasar global,” ujarnya.

Dengan tingkat kandungan lokal lebih dari 80%, Toyota Indonesia kini bukan hanya memproduksi kendaraan untuk pasar domestik, tetapi juga menjadi basis produksi global yang memasok berbagai negara di dunia.

Related Articles

Back to top button