Bukti Indonesia Belum Siap Tangani Limbah Baterai Mobil Listrik

Moveroad – Penjualan mobil listrik yang terus bertambah, akan menghadirkan tantangan baru. Utamanya pada limbah baterai yang masih belum memiliki solusi terbaik, terlebih Kemen ESDM hanya memiliki solusi limbah baterai akan dijadikan storage system.
Dimana limbah baterai mobil listrik yang kekuatannya telah terpakai sekira 70-75 persen akan dikumpulkan menjadi satu dan dijadikan sebagai alat penyimpanan energi listrik. Meski solusi tersebut bermanfaat, namun permasalahan terhadap sistem daur ulang dari material utama baterai masih belum ada di Indonesia.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kemen ESDM Harris menjelaskan jika limbah baterai mobil listrik meskipun tidak optimal digunakan pada kendaraan potensi pemanfaatannya akan digunakan untuk penyimpanan energi (Storage System).
Baca Juga: Lampaui Target, Astra Financial Bukukan Transaksi Rp 2,4 Triliun di GIIAS 2025
“Kalau kapasitas baterai itu sudah turun ke 75-70 persen itu harus dicarikan pengelolaannya, tidak juga langsung di recycle (daur ulang), masih ada second life yang berpotensi untuk digunakan, storage system,” ujar Harris, di Jakarta dikutip dari Antara Rabu (6/8).
Harris menambahkan, dengan pengelolaan yang tepat, baterai EV pasca pakai tidak harus langsung didaur ulang, melainkan bisa diberikan “second life” melalui penerapan sebagai media penyimpanan energi, terutama untuk mendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berbasis baterai di daerah-daerah yang belum terjangkau listrik.
“Saat ini Indonesia masih memiliki puluhan ribu desa yang belum memiliki akses listrik yang baik, dan solusi yang paling cepat adalah membangun PLTS berbasis baterai di tempat itu sebagai tambahan,” jelasnya.
Populasi Mobil Listrik di Indonesia
Meski cara tersebut saat ini masih relevan, namun hal tersebut akan menjadi permasalahan baru, dimana populasi mobil listrik di Indonesia cukup cepat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil listrik mencapai 43.188 unit.
Baca Juga: Pecah! Ratusan Off-Roader Geber Yamaha WR155 di BLU CRU Experience Day Off-Road 2025
Jumlah tersebut menguasai 5 persen penjualan mobil secara nasional. Namun meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17.051 unit, dengan kontribusi 1,7 persen. Artinya jumlah mobil listrik di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan nilai guna baterai kurun 10 tahun kedepan yang menjadi limbah.