Mengenal Flex Fuel di Suzuki Fronx yang Siap Minum BBM Etanol
Moveroad – Bahan Bakar Minyal (BBM) mengandung aditif nabati atau dikenal dengan bio etanol yang digunakan Pertamina tengah menjadi sorotan. Justru dijawab produsen Suzuki melalui teknologi mesin Flex Fuel.
Salah satu model yang menggunakan Flex Fuel yakni Suzuki Fronx, disebut akan menjadi salah satu terobosan teknologi ramah lingkungan yang ditawarkan Suzuki selain Mild Hybrid. Dengan keunggulan efisiensi bahan bakar serta emisi ramah lingkungan.
Flex Fuel pada Suzuki Fronx diklaim mampu menerima bahan bakar dengan kandungan etanol yang dijadikan aditif di beberapa negara seperti Indonesia. Bahkan teknologi Flex Fuel secara umum dirancang mampu menerima kandungan etanol di atas 50 persen lebih.
Baca Juga : Suzuki Fronx Flex Fuel Debut di Japan Mobility Show 2025, Bisa Minum Etanol!
Untuk pertama kalinya Suzuki akan memamerkan Fronx Flex Fuel dalam pameran Japan Mobility Show 2025. Suzuki akan menawarkan dua tipe mesin Flex Fuel berkapasitas 1.2 liter dan 1.5 liter.

Cara Kerja Flex Fuel
Secara teknis Flex Fuel merupakan bahan bakra campuran yang menggabungkan bensin dan etanol atau metanol yang dapat digunakan untuk kendaraan bahan bakar fleksibel (FFV). Bedanya dengan mesin biasa, Flex Fuel memiliki sensor khusus.
Sensor ini bekerja untuk mendeteksi kandungan etanol dan menyesuaikan kinerja mesin secara otomatis. Sehingga kerja mesin akan tetap maksimal terhadap aditif etanol yang digunakan sebagai campuran base bbm untuk kendaraan.
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik BYD Turun, Suzuki Fronx Mild Hybrid Lebih Laris di Agustus 2025
Penggunaan flex Fuel, seperti E85 dengan campuran etanol 85 persen, menawarkan potensi pengurangan emisi dan ketergantungan pada bakar fosil, meskipun dapat menurunkan efisiensi bahan bakar dan sulit ditemukan.
Mesin-mesin berbahan bakar fleksibel modern dapat menggunakan bahan bakar dengan campuran aditif seperti etanol maupun metanol dengan tingkat kandungan hingga 83 persen yang dicampurkan pada BBM.
BBM dengan kandungan etanol tinggi ini akan tetap maksimal pada kinerja ruang bakar di mesin, karena sensor bekerja pada injeksi dengan pengaturan waktu percikan yang diatur otomatis oleh sensor elektronik pada pembakaran internal dalam.
Meski mendapat tantangan, BBM dengan kandungan etanol pada dasarnya menjadi aditif paling mudah meningkatkan Research Oktan Number (RON) pada BBM. Meski ada beberapa kekurangan, namun masih tetap aman bagi mesin kendaraan.



