Moveroad – Francesco Bagnaia gagal naik podium untuk kedua kalinya secara beruntun di MotoGP Silverstone 2025. Namun, ia bukan satu-satunya pembalap Ducati yang menghadapi tantangan besar dengan motor GP25.
Marc Marquez, rekan setim Bagnaia, memang berhasil meraih podium, tetapi itu pun diraih dari salah satu akhir pekan terberatnya sejak menjadi pembalap pabrikan Ducati.
Fabio Di Giannantonio, yang sempat finis ketiga di Sprint, justru harus puas finis kesepuluh di balapan utama.
Jelang MotoGP Aragon akhir pekan ini, Di Giannantonio mengaku optimistis karena merasa telah menemukan titik terang setelah balapan di Silverstone.
“Silverstone, menurut saya, jadi titik balik. Kami benar-benar mulai memahami motor ini,” kata Diggia, dikutip dari Crash.net.
Ia berharap bisa memulai akhir pekan di Aragon dengan setelan yang tepat dan tampil konsisten sepanjang pekan.
Menariknya, Diggia juga mendukung pernyataan Bagnaia soal karakteristik bagian depan GP25 yang terasa seperti memiliki “filter”.
“Dengan perubahan yang kami lakukan di Silverstone, kami mulai memperbaiki perasaan itu. Saya juga lebih cepat dibanding sebelumnya,” ujarnya.
Bagnaia sendiri gagal finis di Grand Prix setelah sebelumnya hanya menempati posisi keenam di Sprint. Ia mengakui Aragon akan menjadi momen penting untuk mencoba memahami motor lebih dalam.
“Saya ingin berhenti membandingkan GP25 dengan GP24. Itu tidak membantu. Kami harus mencoba berpikir di luar kebiasaan, mencari solusi baru,” kata juara dunia dua kali itu.
Bagnaia juga menyoroti pentingnya rasa percaya di bagian depan motor. “Saya lebih butuh kepercayaan pada bagian depan daripada cengkeraman di belakang,” ujarnya tegas.
Meskipun Aragon pada 2024 menjadi mimpi buruk karena insiden dengan Alex Marquez, Bagnaia tetap menyimpan kenangan manis dari kemenangan perdananya atas Marc Marquez di trek ini pada 2021.
“Itu kemenangan yang tak terlupakan. Saya ingin mengulang momen itu dengan hasil yang sama,” tukasnya.
